Jarak dan Kesibukan Memaksa Kita Tak Sering Bertatap Muka. Tapi Ketahuilah, Aku Tetap Cinta


Dari dulu aku selalu memohon agar ditempatkan dalam hubungan yang menyenangkan. Bisa bertukar candaan seperti dua sahabat tanpa batasan, bertemu kapan pun kala merasa dibutuhkan, sampai saling mendukung dalam mengejar impian. Bersamamu, sebenarnya hampir semua harapan sudah bisa diwujudkan.

Namun nampaknya Tuhan tak ingin kita berjalan mulus-mulus saja. Tanggung jawab sebagai orang dewasa memaksa kita menjalani hari di dua tempat berbeda.

Kamu bukan pasangan yang setiap hari bisa kukecup dan kulihat matanya. Cerita kita lebih banyak tersampaikan lewat udara dan layar virtual di depan mata. Tapi anehnya, perasaanku tak pernah berkurang karenanya. Tapi tak perlu khawatir meski kita jarang bertemu — toh aku tetap mencintaimu.


Tidak semua orang bisa mengerti. Bagaimana kita bertahan menghadapi jarak dan kesibukan dalam satupersamaan.

Hubungan yang sedang kita jalani bukan untuk semua orang. Hati yang lapang, logika yang dijaga kewarasannya, pun ketegaran jadi pilar utama bertahannya ikatan.

Saat sedang butuh pegangan, lenganmu tak bisa kutemukan sesering yang kumau. Pinggangmu juga tak bisa ku rengkuh setiap kali rindu. Kecup-kecup sayang tidak bisa saling kita berikan setiap waktu. Kau dan aku perlu belajar berdamai dengan rasa konyol yang mendesak di hati setelah sekian lama tak bertemu.

Belum lagi setumpuk kewajibanmu yang menunggu dituntaskan dan mengacaukan seluruh perasaan. Saat kau tak sempat membalas pesanku karena harus menyelesaikan pekerjaan yang deadline, tak ada pilihan lain selain berusaha memahamimu.

Tidak semua orang bisa memahami apa yang membuat kita mampu bertahan selama ini. Saat pertanyaan standar macam ini mendatangi, kau dan aku hanya tersenyum lalu dengan tenang menanggapi, “Bukankah hubungan hanya harus dijalani?”


Berdua, kita belajar berdamai dengan keadaan. Memutar otak demi kebersamaan jadi bukti kuatnya perasaan.

Tapi bukan berarti kita tak pernah bahagia. Magisnya tiap momen pertemuan terasa di dada. Sementara, jarak jadi tanpa makna.

Tiba saat kita bertemu, jarak dan waktu jadi nisbi saat berada di sampingmu. Dengan bebas kita bisa bercerita soal apa saja, menertawakan apapun yang konyol dan tertangkap mata, bahkan berdebat lama untuk hal yang jika dipikir ulang remeh adanya.

Momen bertemu denganmu selalu nyaman, tak beda jauh dari kesempatan bertemu sahabat lama.


Kita boleh tak bertemu sesering pasangan lainnya, tapi ketahuilah aku tetap selalu cinta.
Selalu ada cara untuk meringkas jarak yang kadang terasa kian menganga. Kiriman gambar konyolmu di tengah jam kerja, semua hal itu tetap mampu menciptakan tawa.

Jarak dan kesibukan yang ada diantara kita pasti ada maksudnya. Sampai saat itu tiba, kuharap kau tak perlu meragukan kuatnya rasa.

Tak peduli sejarang apapun aku bisa menemuimu, aku akan tetap mencintaimu.😘😘


Semoga kesibukanmu menjadi jembatan untuk membawamu pada kesuksesan. Amin.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama